Sebagai orang tua, kita tentunya ingin memiliki anak yang mandiri dan penuh tanggung jawab. Kemandirian bukan suatu hal instan yang bisa diajarkan kepada anak. Kemandirian merupakan keahlian yang perlu ditumbuhkan dalam diri anak.
Hal ini tidak mudah dan banyak membuat orang tua bingung bagaimana cara memulainya dan melakukannya. Begitupun dengan saya, yang masih dalam tahap belajar untuk mendidik anak menjadi pribadi yang mandiri.
Apalagi kondisinya, kami baru memiliki satu anak sehingga seluruh perhatian kami berdua masih terpusat. Hal ini pula yang terkadang membuat kami terlena dengan konteks "kan kasihan" "bla..bla..bla". Yang pada akhirnya kami tidak "tega" anak menyelesaikannya sendiri.
Kami sadar sikap seperti itu lambat laun akan membuat anak menjadi manja dan malas berusaha. Oleh karenanya kami selaku orang tua pembelajar, bagaimana cara mendidik anak mandiri dengan webinar yang diselenggarakan oleh pihak Tanam Benih.
Maka dari itu, tulisan ini dibuat untuk berbagi ilmu yang kami pelajari dari webinar tersebut.
Cara Mendidik Anak Mandiri
Materi webinar ini disampaikan oleh Ibu Maria, M.Psi, Psikolog, CPDPE, CPDCE (Psikolog Klinis Anak dan Remaja).
Mandiri artinya bisa sendiri atau tidak tergantung dengan orang lain. Kemandirian pada anak mulai berkembang dari usia 2-3 tahun. Kemandirian anak disesuaikan dengan perkembangan umurnya.
Pada setiap stage umur, jenis teknik pendisiplinannya juga berbeda-beda. Karena anak umur 1-3 tahun tidak akan sama dengan anak berumur 3-6 tahun baik dalam kemampuan motorik maupun dengan teknik komunikasinya.
Pada fase umur 1-3 tahun, anak masuk pada tahap aku mau mandiri. Sebagai ilustrasi jika anak tersebut haus, maka anak mau mengambil minumnya sendiri yang sudah tersedia (inisiatif). Hal ini tentu akan berbeda dengan anak umur 3-6 tahun yang akan mencari wadah gelas dan berusaha menuangkan minumnya.
Dengan demikian cara mendidik kemandirian pun sebaiknya disesuaikan dengan umur anak.
Cara Mendidik Kemandirian Usia 1-3 Tahun
Pada umur ini, anak memiliki motivasi internal berupa "saya mau melakukan-nya sendiri". Dalam proses pembentukan kemandiriannya, ada beberapa hal yang bisa kita lakukan yaitu :
1. Memberikan Dorongan (Encouragement)
"Children do better when they feel better" - Jane Nelsen
Memberikan dorongan bukan pujian, bukan tepuk tangan atau mengomentari segala hal yang anak lakukan. Dorongan disini lebih menekankan bagaimana kita membantu anak untuk mengembangkan keberaniannya menjadi apa yang dia mau.
Lalu, seperti apa dorongan yang baik itu. Dalam materinya dorongan atau encourage bisa dilakukan dengan memberikan ruang kepada anak untuk belajar dan berkembang melalui belajar dari kesalahan yang dia buat.
Selain itu, orang tua harus menunjukan keyakinannya kepada anak sehingga anak pun yakin kepada diri mereka sendiri. Dan mereka pun akan berkembang karena keyakinan itu sendiri.
Yang terakhir, dorongan tersebut diberikan melalui quality time dengan anak, guna memastikan pesan-pesan yang kita sampaikan diterima dengan baik dan benar oleh anak.
2. Memberikan Pilihan Terbatas (Limited Choices)
Teknik mendidik anak mandiri usia 1-3 tahun adalah dengan memberikan pilihan yang terbatas. Ini merupakan salah satu cara untuk melatih anak membuat keputusannya sendiri. anak dengan umur lebih muda cenderung belum dapat memutuskan dengan banyak pilihan karena mereka juga belum paham akibat dari pilihan tersebut.
Maka peran orang tua membantu memberika pilihan terbatas adalah untuk memudahkan anak mengambil keputusan. Setelah memberikan pilihan, lalu dikuatkan dengan kata "Kamu memilih", anak menjadi tau bahwa ini adalah hasil dari pilihannya.
Lambat laun anak akan menyadari bahwa akan ada suatu konsekuensi dalam suatu keputusan. Dan apabila dikemudian hari bertemu dengan kondisi serupa, anak pun akan dapat membuat keputusannya sendiri.
3. Distraksi dan pengalihan
Dalam proses penerapan kemandirian, anak usia toddler akan mudah melakukan tindakan yang kurang sesuai dengan apa yang kita harapkan. Sehingga perlu metode penyampaian maksud dengan baik.
Distraksi dan pengalihan adalah teknik penanggulangan yang umum digunakan dalam manajemen kesehatan mental. Pada anak usia 1-3, metode ini lebih efektif dibandingkan kata "tidak".
Metode ini melibatkan peralihan fokus dari pikiran atau emosi yang menyusahkan ke aktivitas atau ide yang lebih positif atau netral. Dengan kata lain, pendekatan dilakukan melalui pendekatan emosional dibandingkan dengan penyampaian alasan berdasarkan logika.
Cara Mendidik Kemandirian Usia 3-6 Tahun
Pada fase ini anak sudah mulai tau bagaimana cara melakukan melalui hal-hal yang dia pelajari. Proses penerapan kemandirian bisa dilakukan melalui berbagai kegiatan terarah seperti membereskan mainan ke dalam wadah (disesuaikan dengan wadahnya), mengambil sendiri alat yang akan dia gunakan, mengenal rutinitas sehari-hari dan memperjelas alasan dan keuntungan perilaku mandiri.
Adapun teknik melatih kemandirian anak usia 3-6 tahun adalah sebagai berikut :
1. Latihan
Jangan pernah berharap anak mengetahui dengan benar suatu hal tanpa dilakukan latihan pada tahap demi tahapnya. Oleh karena itu, anak butuh dilatih untuk memahami setiap tahap prosesnya. Misalnya dalam proses berberes.
Peran kita dalam memberikan latihan kepada anak adalah dengan memberikan contoh bagaimana cara yang benar dalam mengerjakannya. Setelah kita mencontohkan caranya, kita bisa mengajak mereka mengerjakan tugas tersebut bersama-sama.
Tahap selanjutnya adalah membiarkan anak melakukannya sendiri dengan pengawasan oleh orang tuanya. Saat mereka siap, biar kan mereka melakukannya sendiri tanpa pengawasan.
Latihan bertahap ini, akan membantu anak memahami prosedur dengan baik dan benar. Serta meningkatkan keyakinan dirinya bahwa dia bisa melakukan tugas tersebut.
2. Apresiasi Progress Anak
Sama seperti sebelumnya, apresiasi progress anak. Proses penerapan kemadirian dilakukan secara bertahap memerlukan apresiasi yang bertahap pula.
Apresiasi ini lebih menitikberatkan pada proses dan usaha buka kepada hasil. Sehingga anak akan lebih terfokus ke dalam usahanya dari pada hasil. Apresiasi tersebut pun tidak boleh dilakukan secara berlebihan.
Hargai setiap usaha anak, berikan empati terhadap hal-hal yang menurut mereka itu masalah atau hambatan.
3. Curiosity Questions
Salah satu teknik yang membantu anak mengeksplorasi konsekuensi dari pilihan mereka. Dengan pertanyaan ini, anak diajak berpikir sendiri dan memikirkan konsekuensi dari pilihannya, memutuskan apa yang penting bagi mereka dan bagaimana mencapai apa yang mereka inginkan.
Kunci mengajak anak berpikir adalah dengan mengajukan pertanyaan rasa ingin tau. Pertanyaan tersebut dapat seperti, "Oops..apa yang dibutuhkan ya jika ada tumpahan susu?", "Apa saja yang kamu butuhkan agar dapat berangkat sekolah tepat waktu" dan sebagainya.
Pertanyaan tersebut akan membuat anak mengutarakan gagasan yang mereka miliki, apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan yang diinginkan, Serta memecahkan masalah yang terjadi.
Penutup
Kemandirian itu tidaklah instant, perlu dibangun secara perlahan dan bertahap. Cara mendidik anak mandiri pun bertahap sesuai dengan progress perkembangan umur anak.
Kemandirian merupakan aspek penting yang harus dimiliki anak, bekal anak menjalani kehidupannya kelak. Perlu latihan dan peran baik orang tua serta konsisten dalam penerapannya.
Post a Comment
Post a Comment